Beberapa waktu lalu beredar kabar bahwa sembarangan menggunakan tisu untuk mengelap alat kelamin setelah buang air (cebok) bisa memicu kanker ovarium. Kabar ini memang sekadar kabar burung. Meski begitu saat menggunakan tisu toilet, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan.
Karena akan dipakai bersentuhan dengan anggota tubuh yang paling sensitif, maka disarankan menggunakan tisu toilet yang halus atau lembut. Tisu yang hendaknya dipakai adalah yang ter buat dari bahan serat kayu murni dan tidak mengandung pemutih atau pewarna.
"Tisu bisa dibuat dari bahan-bahan hasil recycle kertas-kertas bekas, majalah, kertas koran atau terbuat dari bahan 100 persen serat kayu virgin. Tisu yang di buat dari bahan recycle akan ditambahkan OBA/pemutih (OBA=optical brightening agent) supaya kelihatan putih dan tidak terlihat dari bahan-bahan kertas bekas," terang Director of Corporate Affairs and Communications Asia Pulp and Paper (APP), Suhendra Wiriadinata.
Hal itu disampaikan dia dalam keterangan tertulis kepada detikHealth dan ditulis pada Senin (3/12/2012).
Tisu dari kertas daur ulang yang ditambah pemutih akan menjadi putih tidak alami, terkadang putih kusam dan kadang juga terlalu putih. Menurut Suhendra, salah satu cara untuk membedakannya adalah melihat kondisi tisu apakah akan memantulkan cahaya biru dari sinar UV (seperti alat yang digunakan untuk mendeteksi uang kertas palsu).
"Meskipun bahan pemutih cukup aman untuk digunakan, namun pemakaian kertas-kertas bekas untuk tisu bisa mengandung logam berat seperti timbal (Pb), krom (Cr), merkuri (Hg), kadmium (Cd), dan arsen (As) yang karsinogenik (bisa menyebabkan kanker)," terang Suhendra.
Karena itu dia menyarankan untuk tisu toilet yang akan digunakan untuk membersihkan organ sensitif sebaiknya menggunakan tisu yang terbuat dari 100 persen serat kayu murni, yang aman dan tidak ada kandungan logam berat.
Dia memaparkan jika bahan pemutih tidak digunakan, biasanya tisu dari kertas-kertas bekas akan diwarnai dengan warna kuning, merah, hijau, dan lainnya. Selain itu apabila diteliti dengan seksama, akan ditemukan titik-titik berwarna hitam di permukaan tisu.
Penggunaan warna ini adalahy untuk meng-substitusi pemakaian bahan pemutih dengan tujuan tisu lebih menarik. Sedangkan titik-titik hitam tersebut mengindikasikan tisu berasal dari bahan kertas bekas. Hal ini berbeda dengan tisu yang 100 persen berasal dari serat kayu virgin, di mana tidak akan ada titik-titik hitam.
Sebelumnya Dr Sigit Purbadi, SpOG(K)Onk, dokter kandungan dan juga konsultan onkologi dari RS Cipto Mangunkusumo mengatakan kabar bahwa kandungan talcum dalam tisu wajah dan keterkaitan dengan kanker ovarium atau indung telur merupakan hopotesis lama yang belum pernah terbukti.
Dijelaskan oleh Dr Sigit, berdasarkan penyebabnya kanker ovarium ada 2 jenis dan tidak ada satupun yang terbukti berhubungan dengan talcum. Jenis yang pertama adalah kanker ovarium yang tidak diketahui sebabnya, sedangkan jenis kedua berhubungan dengan Hereditary Breast-Ovarian Cancer Syndromes (HBOC).
Risiko tinggi untuk terkena kanker ovarium jenis kedua atau HBOC-Syndromes dimiliki oleh perempuan yang dalam keluarganya ada riwayat kanker payudara, usus atau indung telur itu sendiri. Namun ditegaskan lagi, risiko tersebut tidak berhubungan dengan penggunaan tisu untuk cebok.
"Nggak ada hubungannya, orang itu organnya (indung telur) ada di dalam kok," ucap Dr Sigit.
Senin, 03 Desember 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
trimakasih anda sudah mengunjungi blogg saya.. kunjungi balik setiap saat ya gan :)