Jumat, 19 Oktober 2012

Sebuah rekaman gambar ular raksasa yang sedang melintasi Sungai Baleh di Sibu Sarawak telah membuat geger masyarakat. Penampakan pada gambar tersebut telah merujuk masyarakat kepada legenda Nabau, dimana legenda Nabau mengisahkan tentang seekor Ular Raksasa berkepala naga yang dinamakan dengan Nabau.



Foto: Penampakan Ular Raksasa di Sarawak
Gambar ular besar yang saat ini sedang banyak diperbincangkan oleh masyarakat di Sarawak tersebut seperti yang diberitakan oleh dailymail.co.uk diambil oleh salah satu anggota tim monitoring bencana banjir dari sebuah Helikopter, namun sejauh ini keaslian dari foto tersebut masih menjadi bahan perdebatan mengingat gambar seperti itu bisa saja diedit melalui foto editing.

 
Paris (AFP/ANTARA) - Para ilmuwan behasil menggunakan racun dari ular berbahaya mamba hitam untuk memproduksi penghilang rasa sakit tanpa efek racun kepada tikus, dan diharapkan dapat diterapkan kepada manusia.

Peneliti Prancis menulis di jurnal Nature pada Rabu kalau peptida yang diambil dari racun mamba hitam mungkin bisa menjadi pengganti penghilang rasa sakit yang lebih aman dari pada morfin.

Setidaknya dalam percobaan atas tikus, peptida memotong reseptor di otak yang ditargetkan oleh morfin dan senyawa opioid lain yang kadang menimbulkan efek samping seperti kesulitan bernapas dan mual.

Peptida mamba hitam juga tidak memiliki risiko kecanduan atau penyalahgunaan obat-obatan.

"Kami sudah mengidentifikasi peptida baru yang alami, mambalgins, dari racun ular Mamba Hitam yang secara signifikan bisa mengurangi rasa sakit di tikus tanpa efek racun," ujar salah satu peneliti Anne Baron dari lembaga penelitian nasional Prancis kepada AFP.

"Sangat luar biasa bahwa hasil ini bisa didapat dari racun mematikan salah satu jenis ular paling beracun," ujarnya.

"Mengejutkan ternyata mambalgins, yang mewakili kurang dari 0,5 persen dari isi total protein racun, memiliki sifat analgesik (penghilang rasa sakit) tanpa efek racun kepada tikus, padahal total racun mamba hitam sangat mematikan dan salah satu yang paling beracun."

Morfin sering dianggap sebagai obat terbaik untuk mengurangi rasa sakit dan penderitaan, tapi memiliki beberapa efek samping dan bisa menimbulkan kecanduan.

Racun mamba hitam adalah salah satu yang paling cepat bereaksi dari berbagai jenis racun ular, dan gigitannya bisa berakibat fatal bila tidak diobati dengan penawar racun, racun menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan kelumpuhan pernapasan.

Tikus adalah salah satu buruan favorit jenis ular itu di alam liar di timur dan selatan Afrika.

Para peneliti yakin peptida akan bekerja di tubuh manusia "dan kandidat pengilang rasa sakit yang sangat menarik," tapi masih banyak yang harus dilakukan.

Hak paten sedang diurus dan perusahaan farmasi sedang mengamati kemungkinan penggunaan racun mamba hitam sebagai penghilang rasa sakit, ujar Baron. (pt/ml)

Reptil laut raksasa yang menjelajahi lautan sekitar 150 juta tahun lalu resmi tercatat sebagai spesies baru, menurut para peneliti. Hewan yang dinamai Pliosaurus funkei memiliki panjang 12 meter dan tengkorak sepanjang 2 meter dengan gigitan yang empat kali lebih kuat daripada Tyrannosaurus rex.

"Mereka adalah predator utama di lautan," kata salah satu peneliti Patrick Druckenmiller, paleontolog di Museum University of Alaska. "Gigi mahluk ini akan membuat T. rex merinding."

Jika temuan fosilnya digabungkan, maka kerangka raksasa P. funkei yang baru ditemukan menggambarkan lautan era Jurassic kuno yang penuh dengan predator-predator raksasa.

Pada 2006, para ilmuwan menggali dua kerangka besar pliosaur di Svalbard, Norwegia, serangkaian pulau di pertengahan antara Eropa dan Kutub Utara. Mahluk-mahluk raksasa tersebut, salah satunya disebut Predator X, terlihat agak berbeda dari pliosaurus lain yang ditemukan di Inggris dan Prancis dalam satu setengah abad terakhir.

Kini setelah tahunan meneliti secara mendetail dan menganalisis rahang, tulang belakang, serta badan depan, para peneliti menyimpulkan bahwa Predator X adalah sebuah spesies baru. Secara resmi mereka memberi nama Bjonr dan May-Liss Funke, dua sukarelawan yang pertama menemukan fosil-fosil tersebut.

Pliosaurus adalah reptil laut yang hidup antara 160 juta-145 juta tahun lalu pada periode Jurassic. Mereka memiliki leher pendek, tubuh yang besar di bagian atas dan mengecil di kaki, serta empat sirip yang memungkinkan mereka "bergerak seolah terbang dalam air", kata Druckenmiller pada LiveScience.

Spesies baru ini kemungkinan hidup 145 juta tahun lalu dan memakan plesiosaurus, reptil laut lain yang merupakan kerabat mereka, berleher panjang dan berkepala kecil.

Analisis terbaru ini menunjukkan bahwa P. funkei memiliki sirip depan yang lebih panjang secara proporsional daripada pliosaurus lain, begitu juga bentuk tulang belakang, serta jarak gigi pada rahang, kata Druckenmiller.

Pada 2008, para ilmuwan awalnya memperkirakan Predator X bisa mencapai panjang 15 meter. Studi ilmiah terbaru menunjukkan bahwa mahluk ini lebih kecil dari perkiraan tersebut, namun masih tetap lebih besar dari predator apex terbesar yang hidup saat ini, paus pembunuh yang panjangnya 9 meter, ujar Druckenmiller.

Fosil Pliosaurus funkei hanyalah dua dari hampir 40 spesimen yang ditemukan di Svalbard. Pada Norwegian Journal of Geology edisi 12 Oktober, para penulis juga menyebut ada dua ichtyosaurus baru, atau reptil mirip lumba-lumba, plesiosaurus leher terpanjang dari era Jurassic, dan beberapa invertebrata.

Keseluruhan fosil-fosil ini memberi gambaran bahwa laut Arktik kuno penuh dengan predator menakutkan serta fauna invertebrata, kata salah satu penulis penelitian John Hurum dari University of Oslo lewat email.

"Kami tidak hanya menemukan satu spesies baru, tapi kami menemukan sebuah jejaring ekosistem," tambah Druckenmiller.

Mengenai Saya

Foto saya
TAK ADA PERJUANGAN TANPA MIMPI

Total Tayangan Halaman

Pengikut

Translate

Popular Posts